09 November 2016

Safari di Taman Nasional Baluran (1)

Kalau diingat-ingat waktu zaman SD dulu pas pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ibu Guru pernah menjelaskan kalau Indonesia memiliki banyak sekali Taman Nasional yang terletak di ujung barat sampai timur wilayah Indonesia. Yang di setiap tempat memiliki flora dan fauna endemiknya masing-masing. 

Dari sekian banyaknya Taman Nasional yang dijelaskan oleh beliau, yang termemori dengan jelas diingatankanku saat itu cuma ada beberapa aja. Salah duanya adalah Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di Jawa Barat dengan fauna endemiknya berupa Badak Bercula Satu dan Taman Nasional Baluran yang berada di Jawa Timur dengan fauna endemiknya berupa Banteng. 

Dan dalam hati, aku sempat berkata..."semoga suatu saat nanti aku bisa kesana." Itu adalah do'a seorang bocah SD yang baru dikabulkan sama Allah swt ketika sudah dewasa. Lama baru bisa terealisasi, tapi setidaknya aku diberi kesempatan untuk pergi ke salah satu Taman Nasional yang ku sebutkan tadi. Taman Nasional Baluran. 

Okee... aku pemanasan jari-jari dulu buat nulis catatan perjalanan yang mungkin bisa panjang, tapi mungkin juga pendek karena ada beberapa cerita yang akan ku persingkat. 

Perjalanan ini aku lakukan udah satu tahun yang lalu, jadi bisa dibilang ini merupakan cerita late post

Berawal dari ketika aku baca-baca majalah parenting di tempat kerja, ada artikel yang isinya menceritakan perjalanan sebuah keluarga yang lagi bersafari ke Taman Nasional Baluran. Ingatanku langsung flashback ke zaman SD yang aku ceritakan tadi. Dan makin meyakinkan diri kalau aku harus kesana. 

Mulai lah dari situ aku langsung cari info tentang bagaimana aku bisa sampai dan bertahan disana. Informasi tentang transportasi dan akomodasi udah didapat, tinggal memastikan tanggal keberangkatannya aja. 

Ini yang susah, karena harus menyesuaikan dengan jadwal temen-temen yang lain. Jadi jauh-jauh bulan, aku udah bilang kalau aku mau ambil libur selama empat hari. Persiapan bulan Januari 2015, berangkat Maret 2015. Tiga bulan mameen..lamanya, udah nggak sabar pengen go away! Hahaa 

Rabu, 25 Maret 2015 @ Terminal Terboyo Semarang, 22.00 WIB 

Keberangkatanku diantar sama Ibu dan Bapak. Nampak kekhawatiran di wajah dan pikiran beliau berdua, mengingat aku melakukan perjalanan seorang diri tanpa satupun teman yang menemani. Iyaa.. aku sendirian. Sebelum hari H keberangkatan, aku udah koar-koar ke teman-teman kalau aku mau ke TNB, kalau ada yang tertarik dan mau ikut silahkan aja. Aku malah seneng banget ada temannya. Tapi nyatanya nggak ada. Selain kendala jam kerja, juga kendala biaya yang jadi permasalahan. Yaudahlah, jadi solo traveller aja. ^_^ 

Berangkat menggunakan Bis Patas Indonesia jurusan Semarang-Surabaya dengan tarif 100rb rupiah (termasuk kupon makan) dan waktu tempuh sekitar 7 jam perjalanan. Waktu itu bis dalam kondisi lengang, cuma ada beberapa orang aja termasuk aku. Karena melakukan perjalanan dimalam hari, pastilah pemandangan di luar juga nggak begitu kelihatan, jadi aku memilih buat tidur. Jam 03.00 pagi, bis berhenti di salah satu rumah makan di daerah Tuban. Ini sarapan terpagi. Hahaa. Makan terlalu pagi udah, lanjut perjalanan lagi menuju Surabaya. 

Kamis, 26 Maret 2015 @ Terminal Bungurasih/Purabaya, 05.30 WIB 

Sampai di terminal dan begitu turun dari bis, aku udah berasa kayak artis yang langsung diburu wartawan. Tapi ini ceritanya beda. Aku cuma penumpang dengan wajah lesu ngantuk yang diburu para bapak-bapak sopir taksi, daihatsu, ojek menawarkan jasa transportasi. Maaf ya.. nggak ada yang aku pilih. Aku cuma mau bapak mertua aja, pak. Hahaha.. #Abaikan# 

Setelah bersih-bersih di fasilitas toilet yang udah disediakan dan berbayar, aku langsung menuju terminal keberangkatan yang disana udah ada banyaaaaak banget bis-bis yang udah mangkal #duh bahasanyaa..haha# sesuai jurusan yang tertera di papan penunjuk. 

Aku takjub waktu lihat terminal ini. Menurutku ini tertata sekali kalau dibandingkan sama terminal di kota sendiri #colek Bapak Wali.Hehe# 
Insya Allah kalau kalian kesini, udah nggak perlu takut nyasar atau bingung naik bis jurusan apa. 

Untuk melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Baluran yang terletak di Situbondo jawa Timur ini, aku harus menempuh perjalan lagi selama kurang lebih 6 jam. Sesuai rencana, aku memutuskan buat lewat jalur Probolinggo-Situbondo, bukan terusan ke Jember-Situbondo. Jadi pilahan bis selanjutnya jatuh ke Bis Patas Akas Asri jurusan Probolinggo turun di Terminal Banyu Angga. 

Tarif yang aku bayarkan sebesar 28rb dengan waktu tempuh selama 2 jam perjalanan. Ini yang aku suka kalau pergi menggunakan transportasi bis. Yang bisa dilihat banyak, jadi merasa rugi kalau mau tidur. Seperti perjalanan menuju Probolinggo, jejeran Pegunungan Hyang mulai memamerkan keindahannya. Masya Allah. Mata yang tadinya kerasa berat banget udah mau merem lagi, akhirnya dapet asupan vitamin A. ^_^ 

@ Terminal Banyu Angga, 08.30 WIB 

Sampai di terminal, aku dioper ke bis lain lagi untuk melanjutkan perjalanan. Sebuah bis ekonomi Indonesia Abadi yang wajah sopir bisnya ini campuran antara wajah komedian Bedu dan suaminya Mbak Reni #temen kuliah#, sedangkan wajah kondekturnya mirip sama wajahnya pemeran Ikal di film Laskar Pelangi. Dibayangin yaa.. Haha. 

Tarif yang aku keluarkan sebesar 36rb, dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam perjalanan. Aku memilih duduk di barisan paling depan bersebelahan sama seorang mahasiswi cantik yang kuliah di Malang dan mau pulang ke Situbondo, Namanya Icha. Tujuanku duduk di depan adalah biar ngeliat view nya enak, nggak terhalang sama kepala penumpang lain. Dan setelahnya aku baru tau, kalau apa yang aku pikirkan duduk di depan itu nyaman ternyata salah buesaaaar teman-teman!! Duuuuh!! Hahaha. Kapok! 

Aku lupa kalau karakter sopir bis Jawa Timuran ini udah pro, sekelas lah sama Vin Diesel di film fast furious. Aku nggak berhenti menggucap Asma Allah. Serius ini teman! Nggak kebayang kalau ibu ku naik bis ini, pasti dengan kekuatan "the power of emak-emak" nya, si ibu langsung nampol kepala si mas sopir sambil bilang, "Turunin aku sekarang" Hahaa.. mendadak ibu jadi anak abg. 

Sopir bis di daerah ini memang terkenal sama aksi ugal-ugalannya yang dibilang legal. Alhamdulillahnya aku bukan tipe pejalan yang mabukan. Banyak juga penumpang yang teriak kalau pas bis yang kita tumpangi ini papasan sama kendaraan kecil, bis kita nggak mau ngalah. Yang ada malah kendaraan-kendaraan kecil tadi yang minggir se minggir-minggirnya di pinggiran jalan. Warbiyasaaah!!! 

si Icha bilang, "Jangan kaget ya mbak, anggep lagi di sirkuit. Dinikmatin aja" Ya tapi nggak sengebut ini juga kalii. -_-. Tapi bener apa yang dibilang Icha, saking menikmatinya aku sampai ngantuk sendiri dan memilih buat tidur. 

Waktu lagi enak-enak tidur, aku dibangunin sama kondektur yang katanya udah sampai di Situbondo. Tapi aku bingung, kok bukan seperti tempat yang aku tuju. Untungnya ada si Icha, dia menjelaskan ke kondektur kalau aku mau ke Taman Nasional Baluran, bukan Gor Baluran. Elaaah si maaas kondek...tur. Dia gagal paham. Haha. Makasih Icha. 

Sepanjang perjalanan, Icha jadi tour guide on the bus. Dia banyak nunjukin tempat wisata apa aja yang ada di Situbondo. Salah satunya ada Pantai Pasir Putih yang nanti juga akan dilewati sama bis ini. Tapi dari semua keindahan Situbondo yang diceritakan sama si Icha, termasuk ketika aku merasa takjub sama pemandangan setelah gapura "Selamat Datang di Situbondo" yaitu berupa lautan lepas dan nampak Gunung Agung dari kejauhan sana, ada hal lain yang bikin aku..entahlah, susah dijelaskan sama kata-kata. Hehe #gaya# 

Adalah ketika bis melewati sebuah wilayah yang bernama "Panarukan" #nulis ini sambil merinding#. Icha tanya,"Mbak tau Panarukan?" Sambil pikiranku menerawang mengingat-ingat nama yang familiar ini. "Anyer-Panarukan, Cha. Kerja rodi zaman Gubernur Jendral Daendles." Bagi kalian yang suka sama sejarah, pasti tau tentang kisah pekerja zaman kolonial Hindia-Belanda yang membuka jalan dari ujung Jawa Barat sampai Ujung Timur Pulau Jawa. Icha tersenyum tipis, "Iya Mbak, ini jalannya". 

Icha turun di Terminal Situbondo. Sebelum turun, Icha ngasih aku cemilan berupa bakpia Malang. "Ini buat cemilan Mbak Tika nanti di perjalanan." Haaah...tau banget dia kalau aku kelaparan. haha. Kita juga tukeran pin BBM, dan diakhiri dengan ber-say goodbye. Terimakasih Icha. 

Satu pemikiran yang harus kamu pegang selama bepergian jauh sendirian. Asal niat berpergian kita baik, jangan takut sama keadaan sekitar yang baru kita datangi. Insya Allah masih banyak orang baik diluar sana. 

Dari terminal Situbondo ke Taman Nasional Baluran cukup ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan. "Yess, udah mau sampaiii..!!" batinku dalam hati. Jalan berubah menjadi agak menanjak dan di kanan-kiri jalan berupa hutan jati. Aku melihatnya kayak Alas Roban di Batang, Jawa Tengah.

Tapi apa yang terjadiii.. udah mau sampai malah bis yang aku tumpangi ini mogok. Akhirnya kita dioper ke bis kecil pintu dua. Yang didalemnya udah penuh berjubel sama penumpang lain. Apesnya, aku nggak kebagian tempat duduk dan harus berdiri diantara para laki-laki yang kalau dilihat dari penampilannya seperti Taruna Sekolah Akademi. Bener-bener nggak nyaman sama sekali. Aku nggak masalah sama posisiku yang berdiri nggak dapet tempat duduk. Yang aku permasalahkan adalah perlakuan kurang ajar yang dilakukan sama salah satu dari mereka. 

Aku coba bertahan dan masih bisa bersabar. Dan kesabaranku berbuah hasil. Ada salah satu Taruna juga yang beruntungnya dia dapet tempat duduk, mempersilahkan aku untuk duduk di tempat dia. Dia mengalah dan memilih buat berdiri disampingku. Mungkin dia menangkap ketidak nyamanan di wajahku ini. Pokoknya mah, terimakasih banyak yaa sudah menyelamatkanku dari sarang penyamunnya teman-temanmu. Dia orang baik kedua yang kutemui setelah Icha. ^_^

*Buat para wanita yang bepergian jauh sendirian, hal seperti ini juga harus dipikirkan. Ingat kata Bang Napi, "Kejahatan tidak selalu terjadi hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan! Waspadalah, waspadalah!!!" * 

Dan akhirnya setelah melalaui perjalanan panjang dan cerita yang beragam..sampai juga di depan gerbang Taman Nasional Baluran yang persis ada di pinggir jalan. Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah.. Ibu Bapak, anakmu sudah sampai tempat tujuan. ^_^
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Music

Arsip Blog