Kamis, 26 Maret 2015 @ Taman Nasional Baluran, 13.30 WIB
Sesampainya di gerbang masuk TNB, aku segera menuju pos registrasi untuk melapor ke petugas yang berjaga kalau aku mau masuk ke dalam TNB saat itu juga. Aku masih ingat betul wajah dan nama bapak petugas TNB yang kala itu menyambutku. Namanya Pak Woto.
Reaksi beliau sempat kaget dan nggak habis pikir ketika tau kalau aku pergi seorang diri, cewek pula. Hehe. Beliau menyarankan aku untuk masuk besok pagi aja, sekalian liat sunrise di Pantai Bama. Karena kalau dipaksa masuk saat itu juga, sampai di dalam TNB malah kesorean bahkan kemaleman. Jadi diambil baik dan amannya aja, lebih baik masuk besok pagi. Aku pun akhirnya manut sama si bapak.
Lalu, dimanakah aku menginap? Aku sempat tanya-tanya ke pak Woto seputar penginapan yang ada di dalam TNB. Beliau bilang, kalau sendirian mending di homestay aja, jangan di dalem. Soalnya tarifnya lumayan mahal. Masih mending kalau dateng rombongan, bisa sharing cost sama yang lain.
Dan pada akhirnya pak Woto ngebantu aku buat cari homestay di seputaran wilayah TNB. Pak Woto menghubungi temannya yang kurasa pemilik calon homestay yang bakal aku tinggali semalam. Nggak butuh waktu lama, akhirnya si bapak pemilik homestay mendatangi kita berdua. Aku kenalan sama bapak homestay, namanya Pak Imam.
Ahhh.. ini jodoh sekali aku bisa langsung ketemu sama beliau. Karena dari berbagai sumber informasi yang aku baca sebelum pergi ke TNB, banyak yang merekomendasikan homestay pak Imam ini. Alhamdulillah. ^_^.
Setelah mengucapkan terimakasih dan pamit ke Pak Woto, aku dan Pak Imam langsung meluncur ke homestay.
Seakan tau kalau aku bisa aja merasa bosan karena harus diem di dalam homestay, Pak Imam ngajak aku berkeliling Desa Wisata. "Ayoook Pak Imam", jawabku bersemangat. Seperti konsep desa wisata pada umumnya, desa ini begitu rapi dan bersih. Kearifan lokalnya terasa sekali. Masyarakatya multikultural, semua melebur jadi satu. Indah teman-teman. ^_^
Di ujung Desa Wisata, ada sebuah pantai. Namanya Pantai Pandean. Banyak perahu yang bersandar di pinggir pantai ini. Dari situ aku tau kalau sebagian masyarakat DWK bermatapencaharian sebagai seorang nelayan.
Waktu mau tidur, Bapak telfon. Dia menanyakan apakah aku udah sampai di Surabaya atau belum. Hahaha. Yang kayak gini ini jangan dicontoh ya teman-teman. Sebenernya, kepergianku ke TNB ini tanpa izin lebih dulu ke Ibu Bapak. Aku pamitnya ikut seminar di Surabaya. Kalau ini aku nggak bohong, karena beneran ikut seminar. Aku bilang ke bapak kalau aku menginap di kos temen yang ada di Surabaya. Padahaaal..?!! Hahaa. Dan waktu telfon, si Bapak pengen bicara sama temenku. "Yasalaaam..temen siapa paak?!" batinku. Buru-buru aku matikan telfon dari Bapak dengan alasan aku capek dan temenku belum pulang kerja. Ahh.. berulang kali, maafkan anakmu ya pak. ^_^
Jum'at, 27 Maret 2016 @ Homestay Baluran Indah, 05.00 WIB
Satu kata, kesiangan!! >_<. Hahaha. Setelah shalat subuh, aku bergegas nyamperin Pak Imam. Aku tanya ke beliau, jam segini kita bisa dapet sunrise Pantai Bama atau nggak. Pak Imam bilang kalau ini udah kesiangan, kalau dipaksa masuk ke dalem TNB malah nggak bisa liat sunrise. Jadilah Pak Imam ngajak aku ke Pantai Pandean lagi buat liat sunrise disana yang nggak kalah indah. Tak apalah, aku juga bukan tipe pengejar sunrise. Hehe
Pandean, Pak Imam langsung membawa aku masuk ke TNB. Karena kemarin aku udah bilang ke Pak Woto kalau mau masuk jam 06.00 pagi. Bener-bener indah pemandangannya, aku betah lama-lama di desa ini. Cerah, bahkan Gunung Raung pun kelihatan. Awesome!! ^_^
FYI, di dalam Taman Nasional Baluran kamu bisa melihat kawasan Hutan Evergreen (yang masih hijau meskipun kemarau), luasnya Savana Bekol, Mangrove Trail, Pantai Bama, dan gagahnya Gunung Baluran. Paket komplit. Untuk masuk sampai ke dalam dari pos jaga, kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih 30-45 menit. Jauh memang. Makanya pakai sepeda motor, kalau jalan kaki kok kayaknya mendzalimi si kaki. Haha.
Sebelum masuk, kita berdua narsis-narsisan dulu.. Haha
Foto bersama tengkorak banteng yang jadi fauna endemik di TNB.
Savana Bekol...!!
Pantai Bama!! Private beach. Airnya tenaaang banget, nggak ada ombak sama sekali. Hati-hati sama barang bawaan atau makanan yaa. Monyetnya agak ngegemesin. Haha
Di Savana Bekol ini jangan berharap ada sinyal. Cerita polhut TNB, kalau mereka mau nelfon harus ke pos jaga di pintu gerbang masuk dulu. Lampu pun mati di jam 21.00 malam.
Saatnya pulaaang. Karena sabtu pagi aku harus udah ada di Surabaya buat ikut seminar di RSUD Soetomo. Singkat tapi berkesan. Terimakasih Pak Imam, mas Ferdi, Mas kaos merah, Bu Kantin, Icha, Taruna, Mas sopir bis Indonesia Abadi beserta mas kondektur. Khususnya buat Ibu dan Bapak. Dan selebihnya milik Allah swt karena perlindunganNya.
See You Sooooooon, Baluran..!!! ^_^
0 komentar:
Posting Komentar