17 Oktober 2016

Monday is my day

Hari senin ini aku merasa jadi terapis yang paling sering disebut namanya dan dibutuhkan kehadirannya. Berasa terkenal dan (sok) sibuk. Ujung-ujungnya jadi lelah luar biasa. ^~^

Jadwal hari senin ini bener-bener diluar dugaan. Biasanya senin pagi diawali visit pasien di daerah Pemuda dan Veteran. Tapi karena pasien Veteran lagi libur terapi, jadi jadwalku cuma visit pasien Pemuda aja. Setelah itu balik lagi ke klinik.

Sampai klinik, pas bos II bilang kalau aku dicari sama pasien stroke daerah Sriwijaya. Dan siang tadi disuruh buat visit. Tapi ku tolak karena pemberitahuannya mendadak. Visit kuganti hari selasa siang.

Lalu datang pak bos I, dia langsung nyari aku. "Tika, ayo breafing sebentar sama saya". "Siap, Pak!!" Jawabku tegas. Padahal aslinya maleeess betul kalau udah keluar kata-kata breafing. Sungguh.
Ini contoh pegawai yang nggak baik. Haha

Hasil dari breafing tadi sama pak bos I, aku diminta untuk membuat program latihan untuk pasien stroke Sriwijaya. Program latihan ini merujuk pada observasi yang aku lakukan saat pertemuan pertama dengan pasien tersebut. Jadi aku udah ada gambaran, pasien ini mau aku berikan latihan yang seperti apa. Bismillah.

Selesai breafing, datang seorang pasien anak dengan kedua orangtuanya tanpa reservasi jadwal lebih dulu. Mbak Yani menghampiriku, "Mbak Tika, ini anaknya yang aku ceritain kemarin. Mau stimulasi sekarang. Gimana, bisa nggak?"
Mau dijawab nggak bisa juga kasihan, udah sampai klinik. "Iya mbak, nggak apa-apa. Nanti aku handle."

Khusus untuk pasien stimulasi memang aku tegas dalam urusan jadwal penanganan. Biar jadwalnya nggak bentrok sama pasien stimulasi yang lain. Tujuan lainnya yang nggak kalah penting, agar penanganan stimulasi bisa lebih maksimal. Jadwal stimulasi juga harus disesuaikan dengan jadwal terapis. Terapis khusus stimulasi tumbuh kembang di klinik cuma ada dua. Aku dan Iken. Jadi pasien yang mengikuti kita, bukan kita yang mengikuti pasien.
Kalaupun ada kendala jadwal, nanti bisa dikomunikasikan dengan terapis yang bersangkutan.

Namanya adek Zavina. Si adek ini kooperatif sekali selama sesi stimulasi berlangsung. Nangis waktu mau selesai terapi aja. Lelah, haus, dan gerah. Mungkin itu yang dia rasa. Sama kaya Mbak Tika, naaak. ^~^

Zavina selesai, datang pasien stimulasi lagi. Kalau pasien yang ini memang aku jadwalkan setiap hari Senin jam 1 siang. Namanya adek Bazla. Sesi tadi aku coba ajak si adek hidroterapi, biar otot-otot yang dirasa spasme/tegang bisa rileks. Bukan dek Bazla namanya kalau nggak pake nangis pas "sekolah" sama Mbak Tika. Haha. Maafkan Mbak Tika ya naak. ^_^

Selesai Bazla, aku ishoma. Karena setelah itu bakal ada pasien stimulasi anak lagi. Kali ini pak bos I dan II menyuruh aku buat ikut melatih dan mengevaluasi pasien istimewa ini. Allahuakbar. Aku setrooong. *Pijat boyok* >_<

Dan jam 3 sore tadi, aku feel freeee!!! Walaupun sebenernya masih ada pasien by request yang mintanya sama aku.
"Mbak Tika, ini ada pasien mintanya sama kamu. Gimana?", "Mbak Tika, ini ada pasien usia 16 bulan mau minta stimulasi sama mbak." Dan kujawab, "BESOK". Mbak Tika lelah, butuh sandaran. #eh

Jadi sah-sah aja kan kalau aku bilang monday is my day?

Tetap Alhamdulillah...semoga lelahku menjadi berkah.

Teruntuk pasien stimulasi anak-anak.

Perjuanganmu luar biasa, kuatmu apalagi. Masya Allah.
Kami yang dewasa lebih banyak belajar darimu.
Tetap kuat, sabar, sehat, dan semangat ya nak.

Dari Mbak Tika, yang sering membuat kalian menangis. ^_^
Love you...

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Music

Arsip Blog